Sabtu, 07 November 2015

PUSAT KENIKMATAN DAN KECANDUAN


    Dopamin adalah suatu neurotransmiter yang membantu mengontrol pusat kepuasan dan kesenangan di otak. Dopamin juga membantu mengatur tindakan dan tanggapan emosional, sehingga memungkinkan kita untuk tidak hanya mengapresiasi penghargaan, tetapi juga mengambil tindakan untuk meraihnya.

      Dopamin memiliki banyak fungsi di otak, termasuk peran penting dalam perilaku dan kognisi, gerakan sukarela, motivasi dan penghargaan, penghambatan produksi prolaktin (yang terlibat dalam laktasi), tidur, mood, perhatian, dan belajar. Neuron dopaminergik (yaitu, neuron yang utama adalah dopamin neurotransmitter) yang hadir terutama di daerah tegmental ventral (VTA) dari otak tengah, substantia nigra pars compacta, dan inti arkuata dari hipotalamus.



Gambar : jalur kerja neurotransmiter dopamin pada otak.

   
   Kecanduan adalah kesalahan fungsi dari stimulasi nafsu pada otak manusia. Kecanduan bisa terhadap suatu aktivitas seperti olah raga tertentu, menyanyi, makan dan minum, berjudi, aktivitas seksual, dll., yang pada klimaksnya yang bersangkutan merasa terpuaskan. Ini terjadi karena terdapat banyak dopamin pada keadaan klimaks tersebut. Kemudian kecanduan bisa juga terhadap suatu zat stimulan seperti kopi, narkotika, alkohol, dan tidak ketinggalan;rokok. Yang karena keberadaan zat stimulan tersebutlah terjadi peningkatan jumlah dopamin.
   
   Kita membutuhkan dopamin untuk belajar, mengingat, termotivasi, dan berkonsterasi terhadap jalannya kehidupan. Tapi zat stimulan tadi membajak pabrik dopamin dan mengakibatkan tubuh memproduksi 5 sampai 10 kali lebih banyak dopamin. Kondisi ini membuat reseptor dopamin di otak menjadi rusak dan pada akhirnya tubuh hanya bisa berfungsi bila mendapatkan dopamin dalam jumlah banyak. Ini artinya, tanpa zat stimulan, akan terbentuk kondisi ‘kekurangan’ dopamin sehingga seorang pecandu kehilangan fungsinya untuk belajar, mengingat, termotivasi, berkonsentrasi sampai bisa menyebabkan dirinya menjadi galau dan mellow.
   
   Kejadian yang tidak jauh berbeda terjadi pada orang yang obesitas, yang tidak dapat menekan nafsunya untuk terus makan. Bagi mereka, makanan adalah zat stimulan tersebut, yang hanya dengan keberadaan makanan baru terjadi kondisi ‘cukup’ dopamin sehingga yang bersangkutan merasa puas. Kondisi kebanjiran dopamin ini merusak reseptor dopamin sehingga tanpa adanya banyak makanan, yang bersangkutan tidak dapat berfungsi dalam hidupnya.
 
   Dopamin adalah alasan mengapa sangat sulit meninggalkan kebiasaan buruk atau suatu kecanduan terhadap sesuatu. Saat tubuh merasa senang dengan kondisi ‘kebanjiran dopamin’ otak akan mencatat dan mengingatnya dan membuat yang bersangkutan terdorong untuk melakukannya lagi. Meninggalkan kecanduan bisa jadi sesulit menghilangkan suatu ingatan dari otak kita. Pada kasus kecanduan, dopamin tidak hanya sebagai pembawa pesan terhadap apa yang dirasakan enak, tapi juga memberi tahu otak mana hal yang penting dan harus menjadi perhatiannya. Sehingga melawan suatu kecanduan bukan sekedar niat, tapi juga proses mentransformasi tubuh, jiwa, dan hidup yang bersangkutan dengan menggantikan ‘pencetus rasa senang’ tadi dengan sesuatu yang baru, yang dapat menggantikan ‘hal penting’ yang harus diperhatikan oleh otaknya.

1 komentar: